Pada suatu saat, saat itu tanggal 25
februari 2010. Tepat pukul 09.00 waktu istirahat sekolahku. Aku melihat
seorang sahabatku yang begitu pucat, lemas, duduk sendiri diantara
teman-temannya yang lagi asyik bercanda. Ternyata aku mengenalnya dan
aku sudah berteman baik denganya,dia adalah Nesya aku menghampirinya
untuk coba menanyakan ada apa denganya ”Ada apa Nesya?”, dia mencoba
menutupi masalah yang mungkin dia terima. Setelah beberapa saat kataku,
dia mencoba membuka diri untuk menceritakannya padaku. Ternyata dia
merasa tidak ada satupun orang yang menyayanginya, aku pun berkata
padanya banyak yang sayang padanya. Aku pun menanyakan kenapa Nesya
berkata seperti itu, ”Aku bingung dengan sikap mereka”, katanya sambil
menunjuk segerombolan teman teman nya. Nesya bingung dengan sikap teman
teman nya itu kepadanya. Aku kasihan melihat dia terus terusan murung
seperti itu, dia selalu ada saat aku sedih, aku harus ada juga saat dia
lagi sedih seperti ini, aku harus menemaninya mungkin dia lagi butuh
teman.
Beberapa hari ini aku
melihat dia disekolah selalu murung seperti tidak ada semangat untuk
hidup lagi. ”Kalau kamu ada masalah jangan dipendam sendiri nanti jadi
penyakit lho, kamu kan masih punya teman teman yang lain, kamu juga
masih punya aku, aku mau kug jadi teman curhat mu”, kataku. Aku tau dia
mungkin berfikir gak ada teman yang sayang sama dia lagi. “Mereka udah
gak mau berteman lagi sama aku ternyata?”, katanya padaku saat dia mau
bercerita padaku, ”Lho kenapa?”, sahutku. ”Mereka udah tau kalau aku
udah gak kaya lagi, papaku mendapatkan masalah besar, proyek papaku
disita bank, papaku bangkrut sekarang, tapi aku bukan sedih gara gara
papaku bangkrut Shita, aku sedih karena aku baru tau ternyata mereka
selama ini berteman sama aku cuma karena aku kaya, sekarang kamu liat
mereka, mereka udah gak mau lagi berteman sama aku”, katanya untuk
melanjutkan ceritanya. “Ya Allah aku ikut sedih mendengarnya. Tapi kamu
gak boleh ngomong kayak gitu, belum tentu mereka seperti itu, gak semua
nya mereka kayak gitu, aku gak kayak gitu kok”, sahutku. “Kamu gak
usah berfikir macam – macam soal ini suatu saat nanti kita pasti tau
kenapa mereka seperti ini ya kan?”, sahutku lagi. “Iya makasih ya shita
udah mau dengerin curhatku tadi?”, katanya “Iya sama sama”, sahutku.
Ternyata
mereka benar benar menjauhi Nesya, aku gak tau jelas kenapa mereka
seperti itu, apa mungkin benar yg dikatakan Nesya, akupun tak tau
jelasnya.
Hari ini Nesya
sedikit lebih cerah wajahnya, dia tidak begitu murung lagi sepertinya,
aku senang melihatnya kembali seperti itu. Beberapa saat salah seorang
teman Nesya yang ku kenal juga menghampiriku, namanya Maya, dia berkata
padaku soal Nesya, dia bercerita bahwa ternyata Nesya dibelakangku
sering menjelek jelek kan aku kepada mereka, aku gak langsung percaya
padanya, aku berfikir Nesya gak mungkin kayak gitu, dia sangat baik kok
orangnya.
Saat aku bertemu
Nesya aku menceritakan apa yang dikatakan maya padaku dan aku sekaligus
ingin bertanya padanya apa benar yang dikatakan maya padaku tadi, dan
apa yg aku pikirkan ternyata benar Nesya tidak pernah berkata seperti
itu tentang aku, aku semakin bingung kenapa maya seperti itu kepada
Nesya, padahal selama ini Nesya juga gak pernah menjelek jelek kan Maya
kok di depan orang lain, aku yakin sekali karena aku mengenal Nesya
lebih lama daripada Maya. Tapi aku senang Nesya gak marah sama Maya,
Nesya gak memikirkan semua itu aku dan Nesya telah memaafkan dia karena
bagaimanapun juga dia adalah teman kita, aku dan Nesya lebih dekat lagi
karena masalah ini.
Suatu saat
aku dan Nesya melihat Maya dijauhi oleh teman teman yang lain, aku dan
Nesya pun mendengar cerita dari teman temannya bahwa Nesya menjelek
jelekkan teman teman yg lain sehingga dia dijauhi teman teman juga, aku
dan Nesya mencoba mendekatinya lagi, dan ternyata Maya tidak mau
berteman sama kita lagi.
Suatu
hari saat aku dan Nesya sedang asyik bergurau di teras depan rumahku,
aku dan Nesya dikejutkan dengan kehadiran Maya kerumahku, ternyata Maya
ingin meminta maaf pada ku dan Nesya karena selama ini dia telah
menjelek jelek kan aku di depan teman teman lain. Aku dan Nesya pun
merasa senang dan kaget melihat Maya seperti itu, akhirnya kita pun
berteman baik lagi karena Maya sudah berjanji tidak akan mengulanginya.
Inilah
arti seorang sahabat yang sebenarnya berani mengakui dan meminta maaf
atas kesalahan dan saling memaafkan, karena seorang sahabat yang baik
adalah sahabat yang bisa memaafkan dan bisa meminta maaf atas kesalahan ,
dan seorang sahabat tidak memandang harta untuk menjadikan seseorang
untuk menjadi seorang sahabat, kita harus menerima apa adanya yang
dimiliki seorang sahabat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar