Rabu, 30 Oktober 2013

tugas softskill



KEADILAN BERBISNIS
SEMINAR PENULISAN ILMIAH


Nama                             : Ilham Firmansyah
Kelas                           : 4EA17
NPM                    : 13210430
Jenjang / Jurusan  : S1 / Manajemen




 ABSTRAK



Meningkatnya pelaku bisnis di Indonesia terkadang tidak diimbangi oleh etika berbisnis yang baik, agar konsumen merasa nyaman saat membeli. Terkadang masih banyak pedagang yang acuh pada etika-etika bisnis, misalnya keadaan warung makan yang jorok, ini akan membuat konsumen tidak nyaman saat makan. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penulisan mengenai etika bisnis , maka di dalam penulisan  ini penulis akan memberi judul ETIKA BISNIS  DALAM HAL PELAYANAN PADA TEMPAT MAKAN ICE CREAM GORENG ”. Tujuan dari penulisan ini adalah Untuk mengetahui bagaimana etika berbisnis yang baik dalam hal pelayanan yang harus dilakukan oleh tempat makan Ice cream goreng. Kesimpulannya adalah bahwa banyak sekali yang harus diperhatikan dalam hal melayani konsumen yang baik. Intinya sopan dalam segala hal dan jujur dalam melayani sehingga informasi yang disampaikan oleh pelayan tempat makan Ice cream goreng dapat diterima dengan jelas oleh pembeli atau konsumen dan sebaiknya tempat makan Ice cream goreng dapat memahami dan melaksanakan poin-poin tersebut, agar konsumen bisa merasa nyaman dan ingin kembali lagi untuk membeli.



PENDAHULUAN

Latar Belakang
Saat ini perkembangan bisnis di Indonesia mulai maju, banyak masyarakat sekarang yang tidak menginginkan lagi menjadi karyawan swasta, mereka umumnya mengeluh pada gaji yang tidak setimpal dengan jam kerjanya. Hal ini mengakibatkan banyak pelaku bisnis dadakan yang mencari peruntungan untuk mengembangkan sayapnya di dunia bisnis. Mulai dari menjual baju bola sampai ke penjual makanan banyak kita jumpai di jalan-jalan.
Namun dengan meningkatnya pelaku bisnis di Indonesia terkadang tidak diimbangi oleh etika berbisnis yang baik, agar konsumen merasa nyaman saat membeli. Terkadang masih banyak pedagang yang acuh pada etika-etika bisnis, misalnya keadaan warung makan yang jorok, ini akan membuat konsumen tidak nyaman saat makan.
Etika merupakan dasar pelayanan yang sangat penting sekali dalam melaksanakan tugas-tugas oleh karena itu karyawan dituntut agar lebih teliti dalam memberikan pelayanan terhadap tamu akan dapat memberikan suatu citra yang baik bagi restoran, jadi karyawan harus memberikan pelayanan yang baik agar setiap tamu yang datang ke restoran merasa senang dan nyaman selama tinggal di hotel itu
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penulisan mengenai etika bisnis , maka di dalam penulisan  ini penulis akan memberi judul ETIKA BISNIS  DALAM HAL PELAYANAN PADA TEMPAT MAKAN ICE CREAM GORENG

Rumusan dan Batasan Masalah
Rumusan Masalah 
Penulis merumuskan rumusan masalah dalam penulisan ilmiah ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana etika berbisnis dalam hal pelayanan yang baik yang harus dilakukan oleh tempat makan ICE CREAM GORENG ?
Batasan Masalah
Penulis membatasi pembahasan masalah pada penulisan ini adalah :
Pada pelayanan yang diberikan oleh para pelayan tempat makan ICE CREAM GORENG dan Pada objek yaitu ICE CREAM GORENG yang terletak di daerah Jl. Baru KH Agus Salim no.05 Bekasi Timur
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan ini adalah :
Untuk mengetahui bagaimana etika berbisnis yang baik dalam hal pelayanan yang harus dilakukan oleh tempat makan ICE CREAM GORENG


Manfaat Penelitian

Manfaat Akademis
Memberikan manfaat bagi penulis untuk mengetahui bagaimana cara etika berbisnis yang baik dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat Praktis
Memberikan manfaat bagi pembaca sebagai referensi informasi yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai etika berbisnis yang baik dan dapat diaplikasikan ke dunia bisnis.



Metode Penelitian

Data
Data primer adalah suatu pengumpulan data informasi langsung dari sumber penelitian, sedangkan data sekunder adalah suatu pengumpulan data informasi tidak langsung pada sumbernya, melainkan melalui media untuk mencari data yang relevan dengan pembahasan.






Alat analisis yang digunakan
        Alat analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan alat analisis kualitatif yaitu suatu metode analisis penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan serta informasi dari objek yang diamati.



LANDASAN TEORI

Pengertian Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.

Etika Bisnis
Etika bisnis  merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
      Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.


Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :


Utilitarian Approach :

setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.

Individual Rights Approach :

setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan
terjadi benturan dengan hak orang lain.


Justice Approach :


para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
      Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1.      Pengendalian diri
2.      Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3.      Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4.      Menciptakan persaingan yang sehat
5.      Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6.      Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7.      Mampu menyatakan yang benar itu benar
8.      Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah
9.      Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10.  Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11.  Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan


METODE PENELITIAN

Metode Yang Digunakan

Penulis menggunakan metode sekunder,
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Dan dengan menggunakan alat analisis kualitatif yaitu suatu metode analisis penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan serta informasi dari objek yang diamati.










PEMBAHASAN

Bagaimana Etika Berbisnis dalam hal melayani yang baik
Ada pun etika berbisnis yang baik adalah :

ETIKA BERPAKAIAN

      Pakaian dan tata rambut (atau kerudung) selalu rapi dan sesuaikan dengan aturan pakaian busana tempat makan.
      Selalu bersepatu diruang kerja
      Selalu mengenakan kartu identitas pegawai di dada (disemartkan /digantung dengan rapi).


ETIKA MELAYANI

      Menyapa tamu yang datang  (Misalnya”selamat pagi/siang/sore!”. Apa yang dapat kami bantu Pak/Ibu?)
      Selalu menjaga sopan santun dan perilaku, ramah,tanggap, cermat dan cepat serta tidak mempersulit pelayanan.
      Memberikan pandangan dan perhatian yang sopan kepada tamu yang dihadapi dan tidak memandang kearah lain.
      Selalu bersikap ramah, dengan menerapkan 3 S (Senyum, Sapa dan Salam).
      Dengarkan baik-baik apa yang dinginkan kan oleh calon pembeli. Jangan melakukan aktivitas lain saat mendengarkan
      Hindarilah mengobrol atau bercanda berlebihan dengan sesama karyawan, atau calon pembeli yang dilayani.
      Jika memungkinkan, jabatlah tangan pembeli setiap selesai melayani dan selalu ucapkan terimakasih pada saat pembeli akan meninggalkan tempat.
      Apabila ada panggilan penting dan terpaksa harus meninggalkan pembeli, petugas memohon maaf kepada pembeli dan agar digantikan oleh petugas lain.
      Karyawan agar memberikan Informasi/penjelasan secara lengkap sehingga calon pembeli dapat mengerti dengan baik
      Selalu bersikan tempat makan sebelum tempat itu di tempati oleh pembeli, agar bersih, dan pembeli pun bisa merasa nyaman

Dari hal yang disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa banyak sekali yang harus diperhatikan dalam hal melayani konsumen yang baik. Intinya sopan dalam segala hal dan jujur dalam melayani sehingga informasi yang disampaikan oleh pelayan tempat makan DONS BURGER dapat diterima dengan jelas oleh pembeli atau konsumen dan sebaiknya tempat makan DONS BURGER dapat memahami dan melaksanakan poin-poin tersebut, agar konsumen bisa merasa nyaman dan ingin kembali lagi untuk membeli.



PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa banyak sekali yang harus diperhatikan dalam hal melayani konsumen yang baik. Intinya sopan dalam segala hal dan jujur dalam melayani sehingga informasi yang disampaikan oleh pelayan tempat makan DONS BURGER dapat diterima dengan jelas oleh pembeli atau konsumen dan sebaiknya tempat makan DONS BURGER dapat memahami dan melaksanakan poin-poin tersebut, agar konsumen bisa merasa nyaman dan ingin kembali lagi untuk membeli.








Saran

Penulis memberikan saran kepada tempat makan DONS BURGER untuk selalu disiplin dalam melayani dan sopan serta jujur dalam menghadapi konsumen, dengan itu pasti banyak konsumen yang betah dan ingin kembali lagi membeli karena pelayanannya yang baik, yang bisa membuat nyaman pembeli.

  


Senin, 07 Oktober 2013

Tugas 2


ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL BISNIS
SEMINAR PENULISAN ILMIAH
Diajukan guna melengkapi syarat-syarat untuk mencapai
 gelar setara Sarjana Muda Jurusan Manajemen jenjang Strata Satu
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Nama                             : Ilham Firmansyah
NPM                    : 13210430
Jenjang / Jurusan  : S1 / Manajemen



FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2013









ABSTRAK

Ilham firmansyah 13210430
Kata Kunci : Bisnis, Ekonomi

Suatu bisnis diciptakan untuk menyediakan produk atau jasa kepada pelangan, jika bisnis tersebut dapat melakukan operasinya secara efektif, maka pemilik bisnis tersebut dapat melakukan operasinya secara efektif, maka pemilik bisnis itu akan memperoleh tingkat pengembalian yang wajar atau investasi mereka di perusahaan. Selain itu, bisnis tersebut juga menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan demikian, bisnis dapat memberi keuntungan bagi masyarakat dalam berbagai cara. Selain ide bisnis dan pengembangannya, etika bisnis dan tanggung jawab sosial merupakan salah satu aspek penting dalam menjalankan bisnis. Di masa kini pebisnis kita memang melakukan kegiatan usaha di tengah pasar global dan ekonomi bebas.  Oleh sebab itu, bertumbuh kehidupan kapitalis dan modern.  Meluasnya pengaruh nilai-nilai budaya asing yang secara bertahap, kita khawatirkan, dapat menggeser nilai-nilai budaya dan kemanusiaan. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengembangan ide bisnis dan pengembangannya, mengetahui etika bisnis dan tanggung jawab sosial, dan mengetahui pengaruh kondisi ekonomi dan kondisi lingkungan industri terhadap suatu bisnis. Kesimpulan Katering Nitani telah menciptakan ide bisnis, merencanakan,  dan mengembangkannya dengan menunjukan berbagai keunggulan yang dimiliki seperti citarasa masakan dan keramahan karyawan. Tak lupa, katering Nitani juga telah menerapkan etika bisnis seperti tanggung jawab kepada konsumen dan tanggung jawab pada karyawan. Lokasi kondisi Ekonomi dan Industri katering Nitani adalah kelas menengah keatas sehingga mendukung perkembangan bisnis tersebut.










BAB 1
PENDAHULUAN


Sejalan dengan perkembangan jaman yang semakin maju serta laju perekonomian dunia yang semakin cepat, dan diberlakukannya sistem perdagangan bebas sehingga batas kita dan batas dunia akan semakin “kabur” (borderless) world. Hal ini jelas membuat semua kegiatan saling berpacu satu sama lain untuk mendapatkan kesempatan (opportunity) dan keuntungan (profit). Kadangkala untuk mendapatkan kesempatan dan keuntungan tadi, memaksa orang untuk menghalalkan segala cara mengindahkan ada pihak yang dirugikan atau tidak.
Dengan kondisi seperti ini, pelaku bisnis kita jelas akan semakin berpacu dengan waktu serta negara-negara lainnya agar terwujud suatu tatanan perekonomian yang saling menguntungkan. Namun perlu kita pertanyakan bagai mana jadinya jika pelaku bisnis dihinggapi kehendak saling “menindas” agar memperoleh tingkat keuntungan yang berlipat ganda. Inilah yang merupakan tantangan bagi etika bisnis.
Sebenarnya, keberadaan etika bisnis tidak hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan “remeh” seperti, “Saya belanja Rp 50.000 tapi cuma ditagih Rp 45.000. Perlu nggak saya lapor?”, atau, “Bisakah saya melakukan tindakan tidak etis/melanggar hukum untuk meningkatkan kinerja divisi saya?”, atau, “Should I accept this gift or bribe that is being given to me to close a big deal for the company
Sebuah studi selama 2 tahun yang dilakukan The Performance Group, sebuah konsorsium yang terdiri dari Volvo, Unilever, Monsanto, Imperial Chemical Industries, Deutsche Bank, Electrolux, dan Gerling, menemukan bahwa pengembangan produk yang ramah lingkungan dan peningkatan environmental compliance bisa menaikkan EPS (earning per share) perusahaan, mendongkrak profitability, dan menjamin kemudahan dalam mendapatkan kontrak atau persetujuan investasi.
Di tahun 1999, jurnal Business and Society Review menulis bahwa 300 perusahaan besar yang terbukti melakukan komitmen dengan publik yang berlandaskan pada kode etik akan meningkatkan market value added sampai dua-tiga kali daripada perusahaan lain yang tidak melakukan hal serupa.
Bukti lain, seperti riset yang dilakukan oleh DePaul University di tahun 1997, menemukan bahwa perusahaan yang merumuskan komitmen korporat mereka dalam menjalankan prinsip-prinsip etika memiliki kinerja finansial (berdasar penjualan tahunan/revenue) yang lebih bagus dari perusahaan lain yang tidak melakukan hal serupa.

B. PENGERTIAN
Kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ Ethos” yang berarti adat, akhlak, waktu perasaan, sikap dan cara berfikir atau adat-istiadat. Etik adalah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan oleh seseorang. Etika adalah tuntutan mengenai perilaku, sikap dan tindakan yang diakui, sehubungan suatu jenis kegiatan manusia. Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-carauntuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yangberkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku (legal) tidak tergantungpada kedudukani individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan transaksi dan kegiatan yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
C. KEPENTINGAN ETIKA DALAM BISNIS
Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini? Karena untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan selalu menguntungkan erusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang karena :
1. Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
2.  Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.
3.  Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga
4.  Akan meningkatkan keunggulan bersaing.
Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif,misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yany tidak etis misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling. berharga bagi perusahaan oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan.
Memang benar. Kita tidak bisa berasumsi bahwa pasar atau dunia bisnis dipenuhi oleh orang-orang jujur, berhati mulia, dan bebas dari akal bulus serta kecurangan/manipulasi. Tetapi sungguh, tidak ada gunanya berbisnis dengan mengabaikan etika dan aspek spiritual. Biarlah pemerintah melakukan pengawasan, biarlah masyarakat memberikan penilaian, dan sistem pasar (dan sistem Tuhan tentunya) akan bekerja dengan sendirinya.

D. MEMBANGUN ETIKA BISNIS DAN BISNIS YANG BERETIKA

            Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam Kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah
1. Pengendalian diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang “etis”.
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.
4. Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-”ekspoitasi” lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk Memperoleh keuntungan besar

6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.

8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah

Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu semi satu.

10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.

11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undanganHal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah.

E. TANGGUNG JAWAB SOSIAL BISNIS
Saat ini perusahaan dihadapkan pada paradigma yang relatif masih baru di Indonesia, yaitu paradigma yang melihat antara pihak perusahaan dan masyarakat bukanlah dua pihak yang berbeda dan bertolak belakang, namun merupakan bagian yang tak terpisahkan.
Fakta masyarakat ada realita kontradiktif, dimana di satu pihak ada perusahaan besar yang aktivitas usahanya banyak diwarnai dengan konflik sosial, tetapi di sisi lain ada perusahaan besar yang berkinerja baik tanpa harus mengalami konflik sosial. Kondisi yang demikian diduga sangat dipengaruhi oleh derajat perilaku etis perusahaan, yang diwujudkannya melalui kadar tanggung jawab sosial perusahaan.
Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak bisa berdiri sendiri. Perusahaan memerlukan kemitraan yang saling timbal balik dengan institusi lain. Perusahaan selain mengejar keuntungan ekonomi untuk kesejahteraan dirinya, juga memerlukan alam untuk sumber daya olahannya dan stakeholders lain untuk mencapai tujuannya. Dengan menggunakan pendekatan tanggung jawab sosial perusahaan, perusahaan tidak hanya mendapatkan keuntungan ekonomi, tetapi juga keuntungan secara sosial. Dengan demikian keberlangsungan usaha tersebut dapat berlangsung dengan baik dan secara tidak langsung akan mencegah konflik yang merugikan.

F. KESIMPULAN
Etika dalam berbisnis adalah mutlak dilakukan. Maju mundurnya bisnis yang dijalankan adalah tergantung dari pelaku bisnis itu sendiri. Apa yang dia perbuat dengan konsekuensi apa yang akan dia peroleh sudah sangat jelas.
Pebisnis yang menjunjung tinggi nilai etika akan mendapat point reward terhadap apa yang telah dia lakukan. Kemajuan perusahaan, kepercayaan pelanggan, profit yang terus meningkat, pangsa pasar terus meluas, merupakan dambaan bagi setiap pebisnis dan ini akan diperoleh dengan menjungjung tinggi nilai etika.
Sebaliknya, pelanggaran etika yang sedikit saja bias menyebabkan kondisi berbalik 180 derajat dalam waktu sekejap. Kehilangan pelanggan, deficit keuangan sampai ditutupnya perusahaan dengan jumlah utang serta kerugian yang menggunung merupakan punishment dari pelanggaran etika.
Terakhir, kita sebagai akademisi yang merupakan calon dari pebisnis, baik itu yang menjalankan bisnis pribadi ataupun yang menjalankan bisnis orang lain tinggal menentukan pilihan apakah bisnis dengan etika atau bisnis tanpa etika.
G.    DAFTAR PUSTAKA
·    Hanungbayu, (2008). “Optimalisasi Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Value Chain Management “. /www.hanungbayu.com