Iklan Dalam Etika Dan Estetika
Tugas Softskill. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma 2013
Kata kunci : Iklan dalam Etika Dan Estetika.
TEKNIK DAN ETIKA PENULISAN ARTIKEL
ILMIAH*
Tulisan ini menyajikan teknik penulisan
tulisan/artikel ilmiah yang dilandasi oleh nilai, norma, dan etika yang berlaku
dalam komunitas ilmiah. Tujuan dari tulisan ini adalah memberikan informasi
teknis dan etis dengan harapan dapat dijadikan pegangan dalam melakukan
penelitian dan penulisan laporan/artikel ilmiah, khususnya untuk artikel ilmiah
yang akan dipublikasikan.
Suatu artikel ilmiah adalah suatu tulisan
tentang topik tertentu, yang dilandasi oleh hasil dan pemikiran peneliti
sebelumnya, yang menyertakan hasil dan gagasan penulisnya, sehingga menjadi
hasil dan gagasan yang baru. Komponen utama suatu artikel ilmiah terdiri dari
judul, abstrak, isi, dan daftar pustaka. Sedangkan aspek teknik penulisan harus
mempertimbangkan gaya penulisan yang bersifat reproduktif dan impersonal, serta
teknik notasi.
Bentuk penghargaan yang digunakan dalam
komunitas ilmiah berupa pernyataan nama-nama peneliti/penulis, ucapan terima
kasih, dan acuan, rujukan kepustakaan. Bentuk pelanggaran yang secara nyata
dikategorikan pelanggaran etika ilmiah adalah fabrikasi, falsifikasi, dan
plagiarisme.
Kata kunci : artikel, etika, ilmiah,
teknik penulisan.
1. Pendahuluan
Kegiatan penelitian ilmiah (scientific
research ) dibangun atas dasar kepercayaan (trust ). Para
ilmuwan percaya bahwa hasil penelitian yang dilaporkan oleh peneliti lainnya
adalah benar (valid ). masyarakat percaya bahwa hasil-hasil
penelitian menampilkan kejujuran pada ilmuwan dalam upaya untuk menjelaskan
dunia dan permasalahannya secara cermat (accurate ) dan tanpa prasangka
(bias ). Kepercayaan ini akan terus berlanjut hanya jika masyarakat
ilmiah juga mencurahkan perhatiannya untuk menunjukkan dan meneruskan
nilai-nilai (values ) tersebut yang dihubungkan dengan perilaku etika
ilmiah (CSEPP, 1995).
Perkembangan ilmu pengetahuan terjadi melalui
kreativitas dan skeptisisme, keterbukaan pada kontribusi ilmu baru, serta
kegigihan dalam mempertanyakan kontribusi yang diberikan dan konsensus keilmuan
yang berlaku. Perkembangan teknologi tentunya juga mempengaruhi perkembangan
ilmu pengetahuan secara berarti.
Keberhasilan suatu penelitian tidak hanya
merupakan keberhasilan individu peneliti, tetapi juga merupakan keberhasilan
komunitas ilmiah. Hal ini karena keberhasilan suatu penelitian dilandasi oleh
obeservasi dan gagasan baru peneliti, yang juga memanfaatkan hasil-hasil
peneliti sebelumnya.
Praktek ilmiah merupakan kegiatan yang melibatkan
banyak hal. Peneliti mengumpulkan dan menganalisis data, mengembangkan
hipotesis, mengulangi dan mengembangkan hasil penelitian sebelumnya,
mengkomunikasikan hasil penelitian pada peneliti lainnya, mengulas dan
mengkritik hasil penelitian peneliti lainnya, melatih dan membimbing mahasiswa
dan peneliti muda, serta mengikatkan diri pada kehidupan komunitas ilmiah.
Masuknya hasil penelitian yang merupakan
pengetahuan individu ke dalam lingkup pengetahuan ilmiah, terjadi setelah hasil
penelitian dipresentasikan atau dikomunikasikan dengan cara tertentu sehingga
dapat dinilai kebenarannya. Melalui cara ini, gagasan individu dinilai dan
digunakan secara kolektif sehingga secara bertahap akan menjadi pengetahuan
ilmiah. Cara yang efektif dan dijadikan standar dalam mempresentasikan dan
mengkomunikasikan hasil penelitian adalah dengan cara ditulis dalam bentuk
artikel (paper ) ilmiah, dan dipublikasikan pada majalah / jurnal ilmiah
yang di-review.
2. Pengertian artikel ilmiah
Suatu tulisan (essay ) merupakan suatu
usaha untuk mengkomunikasikan informasi, opini atau perasaan (feeling ),
dan biasanya juga menampilkan argumen tentang topik tertentu (UVic, 1995).
Salah satu jenis tulisan tersebut adalah tulisan ilmiah.
Istilah tulisan ilmiah, tulisan akademis, dan
tulisan penelitian seringkali memiliki makna yang sama walaupun berbeda dalam
bentuk fisik dan peruntukannya. Universitas Wisconsin membagi tulisan ilmiah
menjadi (UW, 1997) : tulisan sastra, artikel penelitian, artikel ilmiah,
laporan laboratorium, dan tulisan disertasi. Bentuk fisik tulisan ilmiah dapat
berupa : buku ilmiah, laporan ilmiah, dan artikel (paper ) ilmiah.
Dilihat dari peruntukkannya, tulisan ilmiah dapat berupa : peruntukan spesifik,
misalnya untuk mata kuliah, laboratorium, jurusan, universitas, institusi
ilmiah, perusahaan, dan peruntukan yang lebih luas (masyarakat ilmiah),
misalkan buku dan majalan yang diterbitkan.
Peran artikel ilmiah sangat tergantung dari
peruntukannya, yaitu untuk melaporkan (to report ), mengartikan (to
interpret ) atau untuk menganalisis (to analyze ) sumber-sumber yang
dimiliki. Namun seringkali ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Secara
lebih spesifik, suatu artikel ilmiah harus memiliki ciri-ciri berikut (UNBC,
2001) :
1. merupakan sintesa temuan-temuan tentang suatu
topik dan pendapat penulis.
2. merupakan pekerjaan yang memperlihatkan
keaslian (originality ) penulis.
3. merupakan pengakuan / pernyataan / jawaban
terhadap semua sumber yang digunakan.
4. memperlihatkan bahwa penulis merupakan bagian
dari suatu komunitas akademis.
Sehingga secara formal, pengertian artikel ilmiah
adalah tulisan yang unik dan terintegrasi dari fakta (bukti) yang ada diluar
penulis dan pengetian personal yang dihasilkan dari pemikiran penulisnya
(Hamid, 2001).
Berdasarkan hal-hal di atas, maka suatu artikel
tidak dapat dikategorikan artikel ilmiah jika (UNBC, 2001) :
- hanya merupakan ringkasan
suatu artikel atau buku.
- gagasan orang lain yang
diulang tanpa adanya kritik.
- kumpulan cuplikan
- opini personal yang belum
terbukti
- menyalin atau menerima gagasan
pekerjaan orang lain tanpa menyatakan sumbernya.
Dengan demikian, suatu artikel ilmiah adalah
suatu tulisan tentang topik tertentu, yang dilandasi oleh hasil dan pemikiran
peneliti sebelumnya, yang menyertakan hasil dan gagasan penulisnya, sehingga
menjadi hasil dan gagasan yang baru.
3. Jenis tulisan / artikel ilmiah
Apapun bentuk fisik dan peruntukannya, tulisan
ilmiah/artikel ilmiah dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama, yaitu (Hamid,
2001) :
1) Artikel Analitik
Artikel analitik merupakan hasil penelitian
tentang suatu topik tertentu, yang merestrukturisasi dan menyajikan
bagian-bagian dari topik tersebut dilihat dari sudut pandang penelitinya.
Artikel analitik diawali oleh suatu pertanyaan penelitian (research question).
Peneliti melakukan tahap pencarian tentang topik
spesifik tertentu, dimana peneliti belum mengambil kesimpulan apapun. Peneliti
melakukan pencarian informasi dan meneliti hal-hal yang ada pada lingkup topik
yang dipilih, apakah sebelum atau sesudah peneliti akrab dengan topik tersebut.
Peneliti melakukan penelusuran dan pemikiran kritis berikut evaluasi terhadap
sumber-sumber yang dimilikinya. Pada akhir artikel, peneliti mengkontribusikan
pemikirannya sebagai bahan diskusi akademis. Kontribusi ini merupakan hasil
analisis yang dinyatakan dalam pernyataan kesimpulan.
2) Artikel Argumentatif (Persuasif)
Artikel argumentatif merupakan hasil penelitian
tentang suatu topik tertentu, yang memposisikan terhadap suatu permasalahan
tertentu, dan dengan menggunakan bukti / fakta yang diperoleh menyatakan sikap
penelitiannya. Artikel argumentatif diawali oleh suatu tesis penelitian.
Pengertian tesis di sini adalah pernyataan yang didukung oleh argumen-argumen
untuk dikemukakan. Biasanya tesis tersebut sudah dinyatakan pada suatu paragraf
pada bagian pendahuluan artikel.
Berangkat dari tesis, peneliti melakukan
pembuktian atau penunjukkan fakta dan menghubungkannya satu sama lain dalam
kerangka yang logis, sehingga diperoleh suatu konklusi yang dapat
dipertanggungjawakan. Konklusi dari penelitian ini biasanya berupa suatu
generalisasi atau proposisi. Kebanyakan artikel ilmiah berupa artikel
argumentatif.
Berdasarkan kedua hal di atas, maka tulisan
ilmiah, apakah dalam bentuk buku, laporan, ataupun artikel ilmiah pada dasarnya
dapat dikelompokkan menjadi tulisan analitik atau tulisan argumentatif.
4. Etika dan faktor penting dalam penelitian
dan tulisan ilmiah
Seperti telah disampaikan sebelumnya, bahwa
kegiatan penelitian ilmiah (scientific research) dibangun atas dasar
kepercayaan (trust), baik kepercayaan dari para peneliti maupun
kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan ini akan terpelihara jika perilaku
komunitas ilmiah atas nilai tersebut mengikuti etika ilmiah yang berlaku dan
tercermin dalam tulisan ilmiahnya. Sebagai pegangan dalam mengikuti etika
ilmiah ini setiap bidang ilmiah, profesi, bahkan publikasi penelitian
mengeluarkan peeraturan / petunjuk etika ilmiah / profesi/publikasi (sebagai
contoh, lihat lampiran, Code of Ethics of Engineers).
Dalam melaksanakan penelitian, permasalahan etika
penelitian yang sering muncul adalah hal yang berhubungan dengan pembagian
penghargaan yang tidak adil diantara anggota tim peneliti. Pembagian
penghargaan ini meliputi : tanggung jawab penyerahan atau pembahasan permohonan
dana, tanggung jawab penggarapan penelitian, dan penyertaan nama penulis
tulisan / artikel ilmiah. Hal lainnya selain yang menyangkut integritas
penelitian tersebut adalah yang menyangkut penggunaan subyek penelitian (manusia
atau binatang) dan keselamatan laboratorium (Whitbeck, 1998).
Pengertian yang lebih sempit tentang permasalahan
etika ilmiah / penelitian adalah apa yang dikategorikan sebagai kejahatan
penelitian (research misconduct). Tiga hal yang secara nyata dikategorikan
kejahatan penelitian adalah fabrikasi (fabrication), falsifikasi (falsification),
dan plagiarisme (plagiarism). Dalam etika penelitian, pengertian fabrikasi
adalah mengarang (making up) data, eksperimen, atau informasi yang
signifikan dalam mengusulkan, melakukan, atau melaporkan penelitian. Sedangkan
pengertian falsifikasi adalah mengubah atau mengaburkan data atau
eksperimen, atau mengaburkan sesuatu yang signifikan. Plagiarisme adalah
menyalin sesuatu, atau menampilkan grafik atau gagasan orang lain, yang
dinyatakan atau terkesan sebagai hasil dirinya. Plagiarisme ini termasuk
kategori pelanggaran kepemilikian intelektual (ABET, 2001a, Whitbeck, 1998).
Dari ketiga hal yang secara nyata dikategorikan
sebagai kejahatan penelitaian tersebut, hal yang kritis yang dapat secara tidak
sadar terjebak pada kategori ini adalah plagiarisme. Oleh karena itu penulis
artikel ilmiah harus secara sadar dan jelas menyatakan menggunakan sumber atau
hasil penelitian orang lain, serta harus mengikuti tata-cara dan aturan
penulisan cuplikan atau acuan (citation) suatu tulisan/artikel ilmiah
yang berlaku. Pernyataan atau acuan dalam suatu tulisan/artikel ilmiah
merupakan bentuk penghargaan pada peneliti lain.
Sebagai referensi, untuk etika penulisan artikel
ilmiah pada jurnal, berikut disajikan kewajiban etika bagi penulis dari American
Chemical Society (ACS, 1996) :
- Kewajiban utama penulis adalah
mempresentasikan hasil penelitiannya secara akurat dan secara objektif membahas
hasil penelitian tersebut.
- Penulis harus menyadari bahwa
setiap halaman jurnal merupakan suatu sumber penting dan memerlukan biaya. Oleh
karenanya, penulis wajib untuk menggunakan jumlah halaman secara bijak dan
ekonomis.
- Laporan utama suatu penelitian
harus ditulis secara rinci dan menyertakan referensi tentang informasi yang
diambil dari sumber umum (public reference) sehingga dapat ditelusuri
kembali oleh peneliti lain.
- Penulis harus merujuk
hasil-hasil penelitian lainnya yang mempengaruhi wujud penelitian yang
dilakukan, sehingga memudahkan pembaca dalam menelusuri penelitian sebelumnya
yang secara esensial mempengaruhi pemahaman penelitian yang dilakukan.
- Suatu yang membahayakan
seperti peralatan, material, atau prosedur yang digunakan dalam penelitian
harus dinyatakan secara jelas dalam laporan penelitian.
- Pemecahan laporan penelitian
harus dihindari. Seorang peneliti yang telah melakukan penelitian secara
mendalam harus mengorganisir laporannya agar dipublikasikan secara lengkap di
jurnal yang memiliki lingkup penelitian yang sama. Pembaca akan mendapatkan
kemudahan jika penelitian yang saling terkait dipublikasikan dalam satu atau
hanya beberapa jurnal.
- Saat mengajukan sebuah
manuskrip untuk dipublikasi, penulis harus menyampaikan ke pihak editor jika
ada manuskrip lain yang berkaitan sedang direvisi atau diproses oleh editor
lain. Copy dari manuskrip tersebut beserta penjelasan korelasi antara
kedua manuskrip harus dikirimkan kepada editor.
- Penulis tidak dibenarkan mengajukan
manuskrip yang esensinya sama ke beberapa jurnal yang berbeda. Secara umum,
diperbolehkan untuk mengajukan kembali manuskrip yang sama jika manuskrip
tersebut merupakan keterangan yang lebih rinci dari manuskrip sebelumnya yang
masih singkat, atau manuskrip tersebut telah ditolak untuk dipublikasikan oleh
editor sebelumnya.
- Penulis harus menyatakan
sumber dari setiap informasi yang dikutip, kecual informasi yang telah menjadi
pengetahuan umum (common knowledge ). Informasi yang diperoleh secara tertutup,
seperti halnya dalam pembicaraan, korespondensi, atau diskusi dengan pihak
ketiga, hanya digunakan dalam laporan penelitian apabila ada izin eksplisit
dari penelitinya.
- Sebuah penelitian atau
eksperiman adakalanya menjadi pijakan untuk mengkritik penelitian lainnya. Jika
dipandang perlu, kritik tersebut dapat dipublikasikan dalam suatu laporan
penelitian. Namun, kritik yang bersifat pribadi (personal) tidak dapat
dibenarkan.
- Penulis pendamping dalam suatu
laporan penelitian adalah orang-orang yang telah memberikan kontribusi ilmiah
secara signifikan, serta turut bertanggung jawab atas hasi penelitian yang
dilaporkan. Kontribusi dalam bentuk lain harus dinyatakan dalam catatan kaki (footnote
) atau bagian ucapan terima kasih (acknowledgement ). Seorang yang
berkontribusi secara administratif tidak dapat dinyatakan sebagai penulis
pendamping. Penulis pendamping
yang telah meninggal dunia tetap dicantumkan namanya sebagai penulis pendamping dengan tambahan catatan kaki tanggal meninggalnya penulis pendamping tersebut. Penulis yang mengirimkan manuskrip berkewajiban meminta persetujuan kepada penulis pendamping dan memberikan draft copy manuskrip tersebut.
yang telah meninggal dunia tetap dicantumkan namanya sebagai penulis pendamping dengan tambahan catatan kaki tanggal meninggalnya penulis pendamping tersebut. Penulis yang mengirimkan manuskrip berkewajiban meminta persetujuan kepada penulis pendamping dan memberikan draft copy manuskrip tersebut.
- Penulis harus menyampaikan
kepada pihak editor jika manuskrip tersebut dapat menimbulkan konflik
kepentingan, misalnya : penulis sedang memberikan konsultasi atau menerima bantuan finansial dari sebuah perusahaan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian yang akan dipublikasikan. Penulis harus menjamin tidak ada suatu ikatan kontrak atau perjanjian yang mempengaruhi informasi yang terkandung dalam manuskrip.
kepentingan, misalnya : penulis sedang memberikan konsultasi atau menerima bantuan finansial dari sebuah perusahaan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian yang akan dipublikasikan. Penulis harus menjamin tidak ada suatu ikatan kontrak atau perjanjian yang mempengaruhi informasi yang terkandung dalam manuskrip.
5. Komponen utama dan teknik penulisan tulisan
/ artikel ilmiah
Struktur suatu tulisan ilmiah akan dipengaruhi
oleh bentuk fisik, peruntukan, serta jenis tulisan ilmiahnya. Namun demikian,
secara garis besar suatu tulisan ilmiah akan terdiri dari : judul dan abstrak;
isi yang terdiri dari pengantar, metoda, hasil, diskusi atau analisis,
kesimpulan; serta daftar pustaka. Khusus untuk tulisan ilmiah yang akan
dipiblikasikan pada prosiding atau jurnal tertentu, tentunya perlu mengikuti
ketentuan penulisan (termasuk format) dari penerbitnya.
1) Judul
Judul menjelaskan isi tulisan secara ringkas,
jelas, dan tepat, sehingga pembaca dapat segera memutuskan apakah akan
membacanya atau tidak. Selain itu, judul juga merupakan kata-kata kunci yang
biasanya digunakan untuk daftar indeks penelitian. Dalam membuat judul, hindari
kata-kata yang tidak perlu, misalnya : "studi tentang" atau
"suatu penelitian tentang", dan sejenisnya. Hindari penggunaan
singkatan dan jargon, serta hindari judul yang mempunyai kesan
"aneh".
2) Abstrak
Abstrak berisi laporan keseluruhan secara
ringkas, tanpa adanya suatu tambahan di luar tulisan/artikel dan tanpa adanya
kerincian tertentu, misalnya menunjuk pada gambar, tabel atau sumber tertentu.
Abstrak berisi pernyataan tujuan utama penelitian, metoda yang digunakan,
ringkasan hasil yang terpenting, serta pernyataan kesimpulan yang utama dan
yang paling signifikan. Abstrak dibatasi oleh jumlah kata yang biasanya sekitar
50 sampai 300 kata.
Proses penyusunan abstrak dapat dilakukan dengan
cara menyarikan hal-hal pokok dari setiap bagian tulisan, yang kemudian
dipadatkan menjadi suatu kesatuan tulisan.
3) Pengantar
Pengantar berisi tentang persoalan yang dibahas
yang meliputi persoalan yang diteliti, ringkasan penelitian sebelumnya yang
relevan, dan konsep yang melandasi penelitian yang akan dilakukan; pentingnya
persoalan; serta tujuan penelitian yang berupa upaya untuk menjawab hipotesis,
pertanyaan penelitian, atau penggunaan/perbaikan metoda.
Proses penulisan pengantar ini dimulai dari
pernyataan yang bersifat umum menuju ke pernyataan yang spesifik. Dalam hal ini
dapat berupa persoalan dalam dunia nyata atau studi literatur menuju ke
eksperimen atau pengembangan yang dilakukan.
4) Metoda
Metoda menguraikan bagaimana persoalan dipelajari
dan diselesaikan. Di sini diuraikan secara rinci percobaan, prosedur atau
pengembangan yang dilakukan. Material dan peralatan serta teknik/metoda apa
yang digunakan. Atau data dan teknik serta metoda apa yang digunakan sebagai
dasar pengembangan, dan bagaimana mengembangkannya.
Proses penulisan metoda menjelaskan tahapan yang
dilakukan secara rinci, sehingga memungkinkan dilakukan pengulangan. Dalam
penulisan metoda, digunakan bentuk lampau (menceritakan /past tense),
serta menggunakan ukuran-ukuran kuantitatif yang tegas. Pada bagian ini tidak
perlu menyertakan prosedur statistik umum yang rinci dan tidak
mencampur-adukkan antara prosedur dan hasil.
5) Hasil
Hasil berisi hasil dari setiap percobaan atau
prosedur yang dilakukan dan/atau diobesevasi. Selain itu juga disampaikan hasil
utama yang didukung oleh data terpilih, apakah merupakan data yang umum atau
data yang ideal atau data kekecualian.
Penulisan hasil disusun secara logis dimulai dari
yang paling penting ke yang kurang penting, atau dari yang sederhana ke yang
kompleks. Dalam penulisan hasil digunakan bentuk lampau (menceritakan /past
tense), tidak menginterpretasikan hasil, serta menggunakan kalimat yang
ringkas.
6) Diskusi/Analisis
Diskusi/analisis berisi tentang hasil dari
metoda, yang menjelaskan temuan-temuan yang terpenting dengan memperhatikan
kesimpulan awal yang dapat diambil yang berupa pola, prinsip, atau hubungan;
kaitan dengan penelitian sebelumnya yang dicuplik atau dijadikan basis
penelitian. Pada bagian ini juga berisi penjelasan tentang hasil atau
temuan-temuan tersebut.
7) Kesimpulan
Bagian ini berisi penjelasan tentang bagaimana
hasil yang diperoleh menjawab tujuan penelitian serta persoalan yang lebih
luas, yang berupa implikasi teoritik, aplikasi praktis, atau generalisasi pada
situasi yang berbeda. Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil analisis
yang dilakukan sehingga tidak terkesan spekulatif dan melakukan generalisasi
yang berlebihan. Selain itu, bagian ini dapat berisi penelitian lanjut untuk
menjawab kontradiksi yang terjadi atau untuk menjelaskan kekecualian yang
terjadi.
Dua aspek yang menentukan dalam teknik penulisan
ilmiah adalah gaya penulisan dan teknik notasi (Suriasumantri, 1984). Gaya
penulisan menentukan dalam pembuatan pernyataan ilmiah. Gaya penulisan
dalam upaya mengkomunikasikan hasil penelitian harus bersifat jelas dan tepat,
sehingga proses penyampaian pesannya bersifat reproduktif dan impersonal.
Gaya penulisan ilmiah harus bersifat reproduktif,
artinya penerima pesan mendapatkan pesan yang benar-benar sama dengan yang
disampaikan. Dalam hal ini tidak boleh terdapat penafsiran yang lain selain
dari isi yang terkandung dalam pesan tersebut. Hal ini diperlukan oleh karena
komunikasi ilmiah ditujukan untuk penalaran. Pernyataan yang tidak jelas dan
bermakna jamak harus dihindarkan. Pernyataan ilmiah (proposisi ilmiah) harus
berisi salah satu penilaian benar atau salah, dan tidak dapat keduanya.
Demikian juga bentuk pernyataan yang mempunyai konotasi emosional harus
dihindarkan.
Gaya penulisan ilmiah harus bersifat impersonal,
artinya tidak menggunakan kata ganti perorangan, tetapi menggunakan kata ganti
universal. Sehingga bentuk kalimat ilmiah berbentuk pasif. Bentuk lainnya
adalah gabungan kalimat pasif dan kalimat aktif.
Teknik notasi merupakan teknik penulisan
sumber kepustakaan yang mengidentifikasi suatu pernyataan ilmiah dalam bentuk
tulisan. Dalam suatu pernyataan ilmiah harus teridentifikasi tiga hal, yaitu :
orang yang membuat pernyataan, media komunikasi ilmiah (misalnya jurnal,
prosiding, buku), serta penerbit, tempat, dan saat penerbitan.
6. Pencantuman nama penulis dan ucapan terima
kasih
Suatu bentuk pertanggungjawaban yang sekaligus
merupakan penghargaan atas upaya penelitian yang dilaporkan, maka pada setiap
tulisan/artikel ilmiah dicantumkan nama dan institusi penulis. Dalam
pencantuman nama-nama penulis, yang tercantum adalah nama-nama yang
berkontribusi langsung terhadap penelitian tersebut. Sedangkan yang
berkontribusi secara tidak langsung, misalkan dalam pendanaan, administratif,
atau pendapat/gagasan/usulan "lepas", cukup dinyatakan dalam bentuk
ucapan terima kasih, yang biasanya berada pada bagian akhir tulisan setelah
bagian kesimpulan. Pencantuman nama institusi secara tidak langsung menyatakan
tanggung jawab dan pernyataan terima kasih penulis pada institusinya.
Konvensi dalam pencantuman nama penulis yang
menjadi standar umum yang berlaku adalah sebagai berikut (Schrag,2001):
- Semua yang berkontribusi
langsung dan signifikan pada penelitian, disertakan sebagai penulis.
- Semua nama yang tercantum pada
tulisan ilmiah yang dipublikasikan, mengetahui dan berkontribusi pada
penelitian tersebut.
- Penanggung jawab utama yang
juga kontributor utma dari tulisan ilmiah dicantumkan pertama kali, kemudian
diikuti oleh nama-nama lainnya sesuai dengan kontribusinya.
Dengan demikian, pencantuman nama peneliti sesuai
dengan kontribusinya dan pernyataan terima kasih pada bagian ucapan terimakasih,
juga merupakan bentuk penghargaan yang dianut dalam komunitas ilmiah.
7. Penulisan sumber kepustakaan dan daftar
pustaka
Sistem dokumentasi standar untuk tulisan ilmiah
paling tidak terdiri dari 7 (tujuh) sistem, yaitu (UW, 1997) :
- Sistem APA (American Psychological
Association ).
- Sistem MLA (Modern Language Association
).
- Sistem Chicago/Turabian (A footnote or
endnote System ).
- Sistem APSA (American Political Science
Association ).
- Sistem CBE (Council of Biology Editors ).
- Sistem Referensi Elektronik (Citing
Electronic Sources )
Kegiatan penelitian ilmiah dibangun atas dasar kepercayaan, baik kepercayaan dari para peneliti maupun kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan ini akan terpelihara jika perilaku komunitas ilmiah atas nilai tersebut mengikuti etika ilmiah yang berlaku. Masuknya hasil penelitian yang merupakan pengetahuan individu ke dalam lingkup pengetahuan ilmiah, terjadi setelah hasil penelitian diperesentasikan atau dikomunikasikan sehingga dapat dinilai kebenarannya. Melalui cara ini, gagasan individu dinilai dan digunakan secara kolektif sehingga secara bertahap akan menjadi pengetahuan ilmiah. Cara yang efektif dan dijadikan standar dalam mempresentasikan dan mengkomunikasikan hasil penelitian adalah dalam bentuk artikel ilmiah, dan dipublikasikan pada jurnal ilmiah yang direview. Dalam artikel ilmiah ini tercermin norma dan perilaku etika ilmiahnya.
Suatu artikel ilmiah adalah suatu tulisan tentang topik tertentu, yang dilandasi oleh hasil dan pemikiran peneliti sebelumnya, yang menyertakan hasil dan gagasan penulisnya, sehingga menjadi hasil dan gagasan yang baru. Komponen utama suatu artikel ilmiah terdiri dari judul, abstrak, isi, dan daftar pustaka. Sedangkan aspek teknik penulisan harus mempertimbangkan gaya penulisan yang bersifat reproduktif dan impersonal, serta teknik notasi.
Bentuk penghargaan yang digunakan dalam komunitas ilmiah berupa pernyataan nama-nama peneliti/penulis, ucapan terima kasih, dan acuan/rujukan/kepustakaan. Bentuk pelanggaran yang secara nyata dikategorikan pelanggaran etika ilmiah adalah fabrikasi, falsifikasi, dan plagiarisme.
Daftar Pustaka
1. ABET, 2001a, Glossary,http://www.abet.org/glossary, Accessed
13 Feb 2001.
2. ABET, 2001b, Code of Ethics of Engineers,
http://abet.org/Code_of_Ethics_of_Engineers.html,
Accessed 13 Feb 2001.
Accessed 13 Feb 2001.
3. ACS, 1996, ACS Ethical Guidelines, http://www.onlineethics.org/Ethics/ethics.html,
Accessed 28 Feb
2001.
2001.
4. CSEPP, 1995, On being a scientist :
Responsible conduct in research, Second edition, National
Academy Press, Washington.
Academy Press, Washington.
5. Hamid,S., 2001, Writing a research paper,
http://www.owl.english.purdue.edu/w,
Accessed 13 Feb
2001.
2001.
6. Schrag, B.S., 2001, Research Ethics : Cases
and Commentares,
http://www.wisc.edu/writing/Handbook/AcademicWriting.html, Accessed 13 Feb 2001.
http://www.wisc.edu/writing/Handbook/AcademicWriting.html, Accessed 13 Feb 2001.
7. Suriasumantri, J.S., 1984, Filsafat ilmu :
Sebuah Pengantar Populer, Penerbit Sinar Harapan, Jakarta.
8. UNBC, 2001, What is a research paper ? ,http://quarless.unbc.edu/lsc.rpwhatis.html,Accessed
01 Mar
2001.
2001.
9. UVic, 1995, The Uvic Writer’s Guide,
http://www.clearcf.uvic.ca/writersguide/Pages/ResearchEssayType.html, Accessed 06 Mar 2001.
http://www.clearcf.uvic.ca/writersguide/Pages/ResearchEssayType.html, Accessed 06 Mar 2001.
10.UW, 1997, Writer’s Handbook : Academic
Writing,
http://www/wisc.edu/writing/Handbook/AcademikWriting.html, Accessed 02 Mar 2001.
http://www/wisc.edu/writing/Handbook/AcademikWriting.html, Accessed 02 Mar 2001.
11.Whitback, C., 1998, Ethics in engineering
practice and research, Cambridge University Press,
Cambridge.
Cambridge.
Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetap agama itu memerlukan keterampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan sekedar indoktrinasi. Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut :
a) Orang agama mengharapkan agar ajaran agamanya rasional. Ia tidak puas mendengar bahwa Tuhan memerintahkan sesuatu, tetapi ia juga ingin mengerti mengapa Tuhan memerintahkannya. Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama.
b) Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu mengizinkan interpretasiyang saling berbeda dan bahkan bertentangan,
c) Karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat maka agama menghadapi masalah moral yang secara tidak langsung disinggung-singgung dalam wahyu. Misalnya bayi tabung, reproduksi manusia dengan gen yang sama,
d) Adanya perbedaan antara etika dan ajaran moral. Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional semata-mata sedangkan agama pada wahyunya sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.
10. Etika dan Ajaran Moral
Etika perlu dibedakan dari moral.
Ajaran moral membuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat pada
sekelompok manusia. Ajaran moral mengajarkan bagaimana orang harus hidup.
Ajaran moral merupakan rumusan sistematik terhadap anggapan tentang apa yang
bernilai serta kewajiban manusia. Etika merupakan ilmu tentang norma,
nilai dan ajaran moral. Etika merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran
moral. Pemikiran filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat rasional,
kritis, mendasar, sistematik dan normatif (tidak sekedar melaporkan pandangan
moral melainkan menyelidiki bagaimana pandangan moral yang sebenarnya). Pluralisme
moral diperlukan karena :
a)
Pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya perbedaan suku, daerah budaya
dan agama yang hidup berdampingan,
b)
Modernisasi membawa perubahan besar struktur dan nilai kebutuhan masyarakat
yang akibatnya menantang pandangan moral tradisional,
c)
Berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan, masing-masing
dengan ajarannya sendiritentang bagaimana manusia harus hidup.
Etika sosial dibagi menjadi :
- Sikap terhadap sesama,
- Etika keluarga,
- Etika profesi, misalnya Etika untuk dokumentalis, pialang iformasi,
- Etika politik,
- Etika lingkungan hidup, serta
- Kritik ideologi.