sumber : http://nurudin.blogdrive.com/
Mengenai ilmu pengetahuan, aku punya sebuah cerita tentang
seorang profesor. Ceritanya begini :
Ada seorang seorang profesor yang terkenal dengan
kejeniusannya. Dia sudah berpengalaman tentang sebuah penelitian dan
bisa dibilang juga dia adalah gudangnya ilmu pengetahuan. Semua orang
segan kepadanya akan kejeniusannya itu, memang sudah tidak dapat
dipungkiri bahwa dia seperti itu karena rajin membaca dan terus
meneliti, artinya “baca, langsung praktek” ( sikap profesor ini yang
patut kita tiru ). Pada suatu hari si profesor ini berjalan-jalan
kehutan untuk meneliti sesuatu, tanpa disangka disana dia menemukan
sesuatu yang sebelumnya dia tidak pernah memikirkannya. Apakah itu ??
ternyata dia melihat seekor rusa yang sedang melahirkan. Bukan
melahirkan yang dia amati dan menjadi bahan pikiran dia, namun dia
terpikir akan satu hal yaitu “kalau manusia ketika mau melahirkan dia
dibantu oleh bidan atau dokter tapi binatang siapa ?? “, begitu besar
kekuasaan tuhan memberi mereka kekuatan untuk melahirkan tersebut.
Coba kita bayangkan ( Ni ibu-ibu yang lebih tahu !! ), yang namanya
melahirkan itu adalah perjuangan antara hidup dan mati, betul ga ??
namun binatang secara alami tanpa bantuan bidan ataupun dokter
pokoknya tidak ada yang membantu hanya kekuasaan tuhanlah yang bicara.
Setelah itu dia pulang kerumah dan merenung tentang yang
dilihatnya tadi siang. Malam pun tiba dan dia pergi keatas loteng
rumahnya sambil membawa teropong ( maklum kebiasaan dia untuk melihat
angkasa pada malam hari ). Ditengah perenungannya dan ditengah
dinginnya malam dia mencoba mencari jawaban akan semua pertanyaannya,
namun semua itu sia-sia. Akhirnya karena dia pusing akhirnya dia
menyantaikan diri dengan memandangi langit dengan teropongnya itu.
Tidak lama setelah dia meneropong timbul lagi dalam benaknya sebuah
pertanyaan, “Bagaiamanakah proses penciptaan atau bagaimana terjadinya
alam semesta ini ?? yang begitu indah dipandang mata dan tanpa
disadari banyak hal yang masih belum kita faham tentang alam ini”.
Kegiatan dia meneropong bukan membuat dia jadi rileks namun membaut
pertanyaan baru “Bagaimanakah alam ini terjadi, yang begitu elok dan
indah serta semuanya yang berada dalam keteraturan dan
keseimbangan.Karena sudah malam diapun tidur dengan membawa pertanyaan
itu.
Pagi pun datang dengan sang surya yang begitu cerah hal itu
membawa kesan lain pada si profesor. Dia pergi keruang makan untuk
sarapan, sesampainya disana meja makan dia melihat sepotong daging
ayam goreng yang memang menu pesanan dia pagi itu. Ketika semua telah
terhidang dan dia melihat kearah ayam goreng itu. Lalu mualailah
pertanyaan-pertanyaan konyol itu muncul (maklum sebagai seorang
profesor selalu dipikirannya ada kata-kata tanya, entah tentang ini
atau itu ) pokoknya bagi kita orang awam semua itu kaya yang ga da
kerjaan deh, namun itulah professor yang selalu berpikir. Dia berpikir
dan bertanya dalam hati setelah melihat ayam goreng itu “hewan dengan
manusia sebetulnya mana dulu yang diciptakan yah ?” kalau hewan dulu
bagaiaman dia mendapatkan makan kalau tidak ada yang mengelolanya
dalam hal ini manusia. Kalau kita asumsikan manusia dulu, lalu
bagaimana kita bisa hidup tanpa protein. Walaupun pertanyaan
siprofesor sederhana namun mengandung makna yang memang lumayan juga
untuk pengetahuan kita.
Dengan pikirannya yang dipenuhi dengan berbagai pertanyaan-
pertanyaan yang memang dia belum bisa mendapat jawaban yang pasti akan
semua itu, dia merasa pusing dan memutuskan untuk pergi refresing
kesuatu tempat yang dia anggap itu bisa menenangkan nurani dan
pikirannya. Tapi tetap dia selalu memikirkan pertanyaan-pertanyaan
itu. Tiga pertanyaan yang menjadi pertanyaannya yaitu :
Mana dulu yang diciptakan langit atau bumi ?
Hewan dengan manusia mana yang pertama diciptakan ?
telur dengan ayam atau anak dengan induk mana dulu yang diciptakan?
Lalu, alhasil dia memutuskan untuk pergi kesebuah pantai karena
memang dia naggap itulah tempat yang paling tepat untuk merenungkan
semua itu. Sampailah ia pada suatu pantai dan mualilah dia memandangi
laut dengan penuh penghayatan dan pikiran damai. Ketika tengah asik
melihat pemandangan laut yang begitu indah tiba-tiba dia melihat
seorang anak kecil yang sedang duduk main pasir sendiri ditepi pantai.
Dengan hati penuh tanda tanya akhirnya si profesor inipun mendatangi
anak kecil itu, dengan maksud hendak menanyakan sedang apa dia
disini ? apalagi seorang diri anak kecil lagi. Tibalah sang profesor
didekat anak kecil itu dan bertanya
Profesor : ” Sedang apa kamu disini ?”
kata si anak tadi : “Aku sedang menggali pasir “
Profesor : ” apa tujuan kamu membuat lobang atau menggali pasir itu ?”
Anak kecil : “kalau sudah jadi, aku akan tumpahkan air laut itu
kedalam lubang ini”.
Profesor bingung dengan jawaban anak ini dan dalam hatinya
sepintas dia berkata ( Mungkin anak ini sudah gila kali, masa air laut
mau dimasukkin kedalam lubang itu, dasar gila !! ). Inget…. ini
perkataan dia dalam hati setelah. Setelah mendengar penjelasan anak
kecil itu, kemudian dia mengutarakan pertanyaan kekurang fahaman dia
tentang maksudnya itu, yang selanjutnya si profesor ini bertanya
kembali :
Profesor : “Bagaimanakah caramu memasukan air laut itu kedalam lubang
yang telah kau buat ini”
Anak kecil : “Aku akan memindahkan air laut itu dengan tanganku”
Profesor : “Itu jelas sesuatu hal yang tidak mungkin atau mustahil
dilakukan”
Anak kecil : “Perlu anda tahu ini hanya sebuah perumpamaan tentang
pengetahuan manusia yang sangat terbatas, laut itu adalah perumpamaan
pengetahuan tuhan yang maha luas. Sedangkan lubang ini adalah
perumpamaan otak manusia yang kecil dan tidak setara dengan lautan
yang maha luas itu. Kita hanya mengambil sedikit sekali dari
pengetahuan tuhan dan diluar itu kita tidak tahu. Makanya, memang ada
hal yang manusia tidak bisa menebak dan tidak bisa memikirkannya.
Sekali lagi seluas-luasnya ilmu kita adalah setitik dari pengetahuan
tuhan yang maha luas. Akhirnya si profesor ini sadar akan dirinya
seorang masusia biasa yang jauh tidak sempurna dan sedikit sekali ilmu
yang ia dapatkan dibandingkan dengan pengetahuan tuhan.
Nah, gitu ceritanya mudah-mudahan sih suka. jadi intinya dari
kisah diatas adalah kita jangan pernah memikirkan hal-hal yang diluar
nalar manusia. Contohnya bagaimana tuhan, dimana, dan lain-lain itu
yang tidak sepatutnya kita pikirkan. Trus kalau punya ilmu jangan
sombong, bagi-bagi toh itu juga sama amanat tuhan yang harus
disampaikan kepada sesama. Kita juga ga pernah denger kan orang miskin
ilmu karena membaginya, malahan himahnya kita jadi makin bisa dan
orang bisa dan mereka akan senang, itu faktanya. Jadi jangan pernah
pelit memberikan ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar