Sabtu, 16 Maret 2013

TUGAS 1 BAHASA INDONESIA


Penalaran yang digunakan dalam proses pembahasan

I. Pengertian Penalaran
Penalaran adalah bentuk tertinggi dari pemikiran dan sebab itu lebih rumit dibanding pengertian dan proporsisi.
Secara sederhana, Penalaran adalah sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya.
Beberapa pengertian Penalaran yaitu :
  1. Proses berpikir logis, sistematis,terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan.
  2. Menghubungkan fakta-fakta atau data sampai dengan sutu simpulan.
  3. Proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian baru.
  4. Penalaran dapat diartikan mengkaji,membahas,atau menganalisis dengan menghubung-hubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan suatu derajat hubungan dan simpulan.
  5. pembahasan suatu masalah sampai menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau pengetahuan baru.
II. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses berfikir logis yang diawali dengan observasi data, pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri kesimpulan umum.
Penalaran Induktif pada dasarnya terdiri dari tiga macam yaitu :
1. Generalisasi
adalah proses penalaran berdasarkan pengamata atas sejumlah gejala(data) yang bersifat khusus, serupa,sejenis yang disusun secara logis dan diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umum.
Macam-macam generalisasi :
a. Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
b. Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada 2(Gorys Keraf, 1994 : 44-45), yaitu :
1. Tanpa Loncatan Induktif
Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.
Misalnya, untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.
Contoh :
Rino suka bermain bola basket. Randy juga suka bermain bola baket. Ari suka bermain sepak bola. Dapat disimpulkan bahwa ketiga anak tersebut suka bermain bola.

2. Dengan Loncatan Induktif
Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan.
Contoh :
Niko suka bermain gitar. Ria suka bermain piano. Nina suka bermain biola. Dapat disumpulkan bahwa anak-anak komplek Pelita suka bermain alat musik.
2. Analogi
adalah Proses Penalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus dengan membandingkan atau mengumpamakan suatu objek yang sudah teridentifikasi yang secara jelas terhadap objek yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan yang berlaku umum.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut:
1) Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
2) Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
3) Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
3. Sebab Akibat (Kausal)
adalah Proses penalaran berdasarkan hubungan ketergabungan antar gejala yang mengikuti pola sebab-akibat,akibat-sebab, atau akibat-akibat.
a. Sebab akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Di samping ini pola seperti ini juga dapat menyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.
Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap suatu akibat yang nyata.
b. Akibat sebab
Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Ke dokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupakan simpulan.
c. akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.
Contoh:
· Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.



SUMBER :

http://books.google.co.id/books?id=BADrCn6lQ0oC&pg=PA209&lpg=PA209&dq=%22pengertian+penalaran%22site:google.com&source=bl&ots=KkTQp0tbxV&sig=X4Ti0fJRuot9QvZhuz94bGMeIzA&hl=id&ei=YARWTcigO5HJrQfB67DSBw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CBQQ6AEwAA#v=onepage&q=%22pengertian%20penalaran%22site%3Agoogle.com&f=false
http://hari.bukuoke.com/2010/12/penalaran-induktif/
http://kodog-gila.blogspot.com/2010/03/penalaran-induktif.html
http://mey-82.blogspot.com/2010/03/penalaran-induktif.html







Tidak ada komentar:

Posting Komentar